Kemendag Gandeng Industri, Produk Lokal Diajak Tancap Gas Lewat Pemasaran Afiliasi

Di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan perilaku belanja konsumen, Kementerian Perdagangan RI melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri menggandeng Lazada Indonesia dan Lampu.id untuk mengakselerasi daya saing pelaku usaha lokal melalui strategi pemasaran afiliasi. Upaya ini diwujudkan dalam lokakarya bertajuk “KolaborAksi: Bikin Lebih Dilirik Lewat Konten dan Koneksi Bareng Affiliator” yang digelar secara luring di Auditorium Kemendag RI. Lebih dari 200 pelaku ekonomi digital hadir dalam acara ini, terdiri atas para pemilik usaha yang telah melalui proses kurasi ketat berdasarkan performa bisnis, kesiapan digital, dan prospek pengembangan; serta para pelaku pemasaran berbasis afiliasi.

 

Di era ketika ulasan dan rekomendasi personal lebih dipercaya daripada iklan konvensional, kolaborasi dengan afiliator menjadi kekuatan baru yang belum banyak dijamah oleh pelaku usaha lokal. Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI, Iqbal S. Shofwan, menekankan pentingnya pemahaman strategi digital yang tepat. “Kemendag mendorong pelaku usaha untuk tidak hanya hadir di dunia digital, tapi juga paham cara memainkannya. Pemasaran afiliasi adalah salah satu strategi yang terbukti efektif, tetapi belum dimaksimalkan secara luas. Padahal potensinya sangat besar untuk memperluas pasar dan mengangkat citra jenama lokal,” ujar Iqbal.

 

Lebih lanjut, Iqbal menegaskan bahwa di era digital ini, yang dijual bukan sekadar produk, melainkan persepsi, pengalaman, dan loyalitas konsumen. Dan semua itu, ungkapnya, “dimulai dari pelaku usaha yang berani mencoba cara baru dan afiliator yang tulus mendukung produk lokal.”

 

Data dari laporan impact.com dan Cube Asia dalam riset bertajuk “The Power of Influence” memperkuat pernyataan tersebut. Sebanyak 87% konsumen Indonesia membeli produk karena rekomendasi afiliator atau influencer. Fakta ini menjadi bukti bahwa pemasaran berbasis afiliasi bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam membangun kepercayaan konsumen. Namun, masih banyak pelaku usaha yang belum siap, dari menyusun skema kerja sama, menentukan komisi, hingga menyiapkan materi promosi yang menarik. Di sisi lain, banyak afiliator lebih memilih produk yang sudah populer atau margin tinggi, meninggalkan ribuan produk lokal berkualitas yang belum terangkat.

 

Melihat tantangan ini, Lazada hadir bukan sekadar sebagai platform lokapasar, tetapi sebagai penggerak ekosistem kolaboratif yang sehat. “Afiliasi digital bukan hanya alat promosi, melainkan ruang kolaborasi kreatif tempat pelaku usaha dan afiliator bersama-sama

 

membangun cerita yang kuat dan relevan dengan audiens digital. Satu konten yang tepat bisa mengangkat jenama lokal ke level berikutnya,” ujar VP Government Affairs Lazada Indonesia, Budi Primawan.

 

Kini, e-commerce tak lagi sekadar tempat transaksi. Namun, telah berkembang menjadi ekosistem yang menjunjung kepercayaan dan kenyamanan konsumen. Di dalamnya, kolaborasi antara pelaku usaha lokal dan afiliator menjadi semakin penting karena keputusan konsumen lebih sering dipengaruhi oleh konten, ulasan, dan testimoni, bukan hanya pencarian produk. Peran afiliator sebagai storyteller, kurator, dan jembatan antara produk lokal dan konsumen digital kini memegang peran strategis.

 

Hal senada disampaikan oleh Founder Lampu.id, Melissa Wijaya. ”Ini bukan sekadar soal jadi viral. Yang kita dorong adalah kekuatan komunitas digital yang tumbuh karena cerita, pengalaman, dan rasa percaya terhadap produk lokal. Melalui edukasi yang relevan dan ruang kolaborasi antara pelaku usaha dan afiliator, kami berupaya membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan. Karena setiap produk lokal berhak punya panggung, tak hanya di pasar nasional, tapi juga di kancah global.”

 

Sebagai bagian dari sesi interaktif, para content creator dan afiliator turut membagikan pengalaman serta panduan praktis dalam menyusun strategi afiliasi yang efektif. Mulai dari menciptakan konten yang engaging dan relevan, mengelola anggaran promosi dengan efisien, menetapkan skema komisi yang adil, hingga memilih jenis konten dengan konversi terbaik dan membangun hubungan jangka panjang dengan afiliator yang sejalan dengan nilai brand.

As seen on : logo Metro Tv logo Republika logo Merdeka.com

Search

Category